Selasa, 06 Oktober 2015

PETAKA DI JEMBATAN AMPERA

Satu waktu, saya dan keluarga bertolak dari Bandung - Jawa Barat menuju Pematangsiantar - Sumatera Utara dengan menempuh melalui jalan darat. Diperkirakan perjalanan itu akan memakan waktu lebih kurang 48 (empat puluh delapan) jam, atau dua hari dua malam. Selang beberapa waktu setelah meninggalkan Pulau Jawa, rasa penat mulai terasa dan menjalar disekujur tubuh, yang kemudian memaksa kami untuk beristirahat sejenak. Saat itu posisi kami tepat berada di Kota Palembang - Sumatera Selatan dan seperti ada yang mengarahkan, secara bersamaan kami memilih untuk beristirahat di sekitar Sungai Musi.

Setelah menemukan tempat aman untuk memarkir kendaraan, kemudian saya dan istri beserta anak-anak bergegas menuju Jembatan Ampera, untuk menikmati Sungai Musi dari atasnya. Setelah puas melihat Sungai Musi dari atas Jembatan Ampera, kemudian kami turun dan mendekat ke tepi sungai, dengan tujuan ingin menyentuh air sungai. Kurang afdol rasanya, jika tak menjamah dinginnya air sungai, setelah melakukan perjalanan sejauh itu.

Tiba-tiba saja istriku terpeleset dan terjerumus ke dalam sungai. Dengan segera aku mengulurkan tangan untuk meraih istriku, tetapi arus air sungai lebih cepat menyeret tubuhnya ke tengah sungai. Aku dan anak-anak tak mampu berbuat apa-apa, selain berteriak minta tolong sambil melihat tak berdaya, tubuh istriku semakin jauh terbawa arus sungai. Di depan mataku air Sungai Musi menelan seluruh tubuh istriku, lalu lenyap dan hilang tak berbekas.

Beberapa jam setelah istriku tenggelam, kami berupaya untuk mencarinya dengan menggunakan tenaga penyelam, tetapi semua sia-sia. Tampak anak-anakku semakin tak mampu menahan tangis, semakin lama semakin keras mereka panggil-panggil ibu. Hatiku semakin gundah, dan sungguh tak terkendali. Aku hanya mampu diam seribu bahasa, bingung, tak tau bagaimana aku harus bersikap.

Dua hari sudah upaya pencarian dilakukan, hasilnya sia-sia saja. Dengan susah payah kami diberi pengertian oleh penduduk setempat, agar kami merelakan yang sudah terjadi. Tetapi kami tidak mau menerima kenyataan itu begitu saja. Dengan perasaan tidak menentu, akhirnya aku dan anak-anakku dengan sangat terpaksa memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan meninggalkan istri dan mama tercinta di dalam Sungai Musi.

Dengan langkah lunglai, bersama deraian air mata aku dan anak-anak menuju tempat dimana mobil terparkir. Setelah siap, kamipun masuk ke dalam mobil. Aku nyalakan mesin, kemudian dengan tangan yang hampir tak berdaya, kutarik tongkat persenelling dan menempatkannya pada posisi mundur. Tiba-tiba seseorang berteriak dari belakang mobil, yang membuatku kaget bukan kepalang. Teriakan itu cukup keras. Teriakan itu sangat terbiasa di telingaku. Suara itu berasal dari teriakan istriku.

Aku menoleh ke belakang, yang tampak adalah tembok. Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Baru saja aku merasa berada ditepi Sungai Musi, tetapi apa yang kurasakan itu sama sekali tidak ada. Aku melihat istriku ada di hadapanku, yang tampak sedang kebingungan. Rupanya aku baru saja mengalami mimpi buruk. Keringat mengucur sangat deras di seluruh tubuhku, mengingat peristiwa yang baru saja terjadi. 

Aku bersyukur tak henti, karena peristiwa yang baru saja aku alami adalah mimpi. Dalam alam setengah sadar, aku berusaha untuk mengingat kembali peristiwa yang baru saja terjadi. Menyadari istriku yang kelihatan menjadi gelisah, kemudian aku menceritakan mimpi yang baru saja aku alami. Mimpi seburuk itu.

Mendengar semua penuturanku, lalu ia memeluk aku dan setengah berbisik ia memintaku untuk bersyukur kepada Sang Khalik dengan cara berdoa lebih khusuk.

Peristiwa itu telah membuka mata hatiku. Walau dengan cara itu, aku telah disadarkan betapa aku sangat sayang kepada istriku. Setelah peristiwa itu, rasa cintaku padanya kurasa semakin bertambah besar. Melalui peristiwa itu, aku diberitahu betapa sakitnya kehilangan dia. Kemudian aku mengambil kesimpulan untuk tidak pernah menyakiti dia, baik lewat kata apalagi dengan fisik.

Semoga bermanfaat ... !!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar